Kamis, 23 Oktober 2014

Tugas AMDAL

POTENSI PENCEMARAN LIMBAH PABRIK PEWARNAAN PAKAIAN JEANS KAWASAN PERUMAHAN JL.LADANG di ALIRAN SUNGAI DELI


OLEH:
RIO FENTARIA S
110302048
MANAJEMEN SUMBEDAYA PERAIRAN



PENDAHULUAN


            Kebutuhan akan hidup semakin lama semakin berkembang mengikuti zaman yang terus semakin maju. Salah satunya dalam hal berpakaian, dengan semakin majunya zaman serta teknologi yang digunakan dalam pembuatan pakaian maka tidak dapat dihindari bahwa dampak negatif dari pembuatan pakaian tersebut juga semakin buruk. Blue Jeans telah ada sejak tahun 1870-an, dan sejak datang untuk menjadi seperti Amerika sebagai pie apel. Penemuan seorang pedagang kaya bernama Levi Strauss yang telah menjual pasokan ke penambang selama Gold Rush California, celana jeans biru telah mempertahankan gaya asli, dan sebagai populer seperti biasa. Salah satu pabrik yang telah saya survei secara langsung dan menggunakan metode wawancara untuk mendapatkan informasi berlokasi di Jl. LADANG, DELI TUA-MEDAN kecamatan deli tua bersebelahan dengan gang Perdamaian, lokasi ini merupakan kawasan pabrik terpadu dan tidak hanya terdiri dari satu yang pabrik yang membuang langsung air limbah sisa pengolahan mereka, namun disini saya akan membahas tentang limbah yang di hasilkan oleh pabrik pembuatan jeans karena hal ini merupakan salah satu yang paling erat kaitannya dengan pakaian yang kita kenakan sehari-hari. Pabrik tersebut membuang limbah cair kesaluran paret-paret kecil yang menuju anak sungai DELI. Limbah yang diakibatkan oleh pabrik tersebut berdampak pada perairan sehingga mengubah warna menjadi biru. Saya sangat ingin tahu tentang kebenaran yang telah saya lihat, namun tidak satupun dari warga yang mau banyak angkat bicara tentang aktivitas yang dilakukan oleh pabrik tersebut. Berikut adalah gambar lokasi pabrik:

Gambar 1. Lokasi Pabrik

 
ISI


Kurang berjalannya system IPAL yang ada saat ini menuntut adanya perbaikan dan perencanaan ulang kembali untuk lebih meminimalisir polutan pencemar yang dihasilkan ke perairan setempat. Selain itu, pemakaian batubara dapat menambah kegunaannya selain sebagai bahan bakar boiler dalam proses pewarnaan. Oleh karena itu, adanya penelitian kembali mengenai efektifitas penggunaan batubara sebagai media adsorpsi bagi limbah cair hasil pewarnaan jeans diharapkan dapat mengurangi kadar pencemar effluent yang dihasilkan sehingga sesuai dengan Baku Mutu Air Limbah Cair.
Industri pewarnaan jeans menghasilkan limbah cair, padat dan gas yang belum dikelola sehingga menyebabkan dampak ke masyarakat. Hasil analisis air limbah yang menunjukkan bahwa air limbah dari industri ini belum diolah. Kondisi air sumur penduduk yang kandungan Cr melebihi baku mutu membuktikan bahwa limbah yang dihasilkan oleh industri berdampak ke lingkungan sekitar. Untuk itu perlu pengelolaan lingkungan industri pewarnaan jean dengan analisa SWOT didapat strategi WT dengan strategi pengelolaan lingkungan pada proses dan limbah sehingga tidak menimbulkan dampak ke masyarakat dari sisi pengusaha dengan adanya (a) komitmen, (b) kebijakan Lingkungan serta (c) dukungan dari stake holder yang ada dan sisi teknis dengan pengolahan limbah yang dihasilkan oleh industri baik limbah padat, cair dan gas (sajidin, 2010).
Hasil dari survei saya juga membuktikan bahwa perairan akibat limbah cair tersebut berubah menjadi biru, dimana sangat tidak memungkinkan bagi mahluk hidup untuk bertahan diperairan tersebut karena menurut iinparlina (2012), Salah satu penyebab berbahayanya limbah cair tekstil adalah colouring agent yang digunakan dalam proses pewarnaan yang biasanya mengandung berbagai senyawa logam berat dan senyawa sintesis yang sulit terurai di lingkungan bahkan oleh bakteri pengurai natural yang ada, hal ini terjadi karena limbah cair tekstil memiliki toksisitas yang mampu menghentikan aktifitas bakteri bahkan hingga membuatnya mati.


Gambar 2. Saluran Pembuangan Limbah

Terlihat sekitar periran tidak ada pertumbuhan maupun pergerakan organism perairan melainkan hanya lumut hijau, dan itu semua merupakan dampak yang dapat kita lihat secara langsung.


            Setelah dibuang kedalam aliran parit kecil tersebut maka perairan yang tercemar tersebut akan mengalir menuju anak sungai deli, yang menurut pengamatan saya jumlah air limbah pewarnan jeans tersebut masih dapat dinetralisir oleh perairan sungai yang mengalir deras dan tergolong limbah ringan bagi perairan yang luas seperti sungai. Namun jika masalah ini terjadi secara berkelanjutan akan mengakibatkan penumpukan bahan logam berat dan bahan sintetis akan menumpuk sedikit demi sedikit hingga pada akhirnya akan mengakibatkan dampak butuk bagi sungai DELI tersebut.

Gambar 3. Aliran Parit Menuju Anak Sungai

Namun menurut iinparlina (2012), Industri jeans adalah salah satu jenis industri tekstil yang banyak menggunakan pewarna indigo dalam proses pewarnaanya. Pewarna indigo merupakan jenis bahan pewarna yang sudah lama bahkan bisa dikatakan yang paling lama yang digunakan dalam industri jeans (denim). Pewarna jenis ini tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan agen pe-reduksi (dalam reaksi redoks) seperti NaOH atau Na2S2O4 dalam penggunaannya dalam proses pewarnaan jeans. Setelah proses reduksi, jeans yang sudah diwarnai dipapar ke udara terbuka dalam rangka proses oksidasi dan mengembalikan bentuk indigo yang tidak larut dalam air. Sayangnya agen pereduksi sejenis Na2S2O4 memiliki pengaruh negative terhadap lingkungan dan kesehatan yang cukup besar sehingga perlu diupayakan penggantian agen, misalnya dengan menggunakan natrium borohidrida yang jauh lebih ramah lingkungan, namun agen ini masih sangat jarang digunakan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa bahaya dari limbah cair jeans tidak hanya ditimbulkan dari pewarnanya itu sendiri tetapi juga dari bahan lain yang turut serta dalam proses pewarnaan itu sendiri.
Berdasarkan karakteristik limbah cair tekstil yang sangat kompleks dan tidak mampu diolah secara tunggal dengan mekanisme biologis sederhana terutama dalam mengakomodasi toksisitas akibat senyawa indigo dan kandungan bahan organiknya, maka dibutuhkan sebuah sistem yang dapat mengatasai kedua permasalahan tersebut secara sekaligus hingga tuntas. Karena permasalahan pengolahan industri tekstil selama ini adalah ketidakmampuan akomodasi keinginan untuk dekolorisasi sambil melakukan pengurangan COD. Ketika menggunakan pengolahan biologis untuk mengurangi kadar COD, terkadang masih menyisakan permasalahan warna dan begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini diusulkan sebuah sistem kombinasi teknologi antara pengolahan untuk pengurangan COD dan dekolorisasi (proses pengurangan kepekatan warna).


Bagaimanapun juga limbah tersebut sudah seharusnya di olah terlebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan peraira karena jika tidak lambat laun pasti merusak lingkungan sungai tersebut. Dimana menurut Agustira (2013), Sungai memiliki peranan penting dalam kehidupan setiap mahluk hidup. Dengan perannya, air akan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Fungsi sungai bagi sector pertanian adalag sebagai sarana irigasi bagi lahan pertaniaan seperti sawah, kebun dan sector pertanian lainnya. Sungai mempunyai kapasitas tertentu dan ini dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik sehingga dibutuhkan pelestarian agar sungai dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.

Gambar 4. Lingkungan Perairan Anak Sungai DELI


PENUTUP


Penggunaan air dan sumber energy lainnya memiliki intensifitas yang cukup tinggi dalam setiap proses produksinya, sehingga jumlah limbah cair  yang dihasilkannya sangat melimpah. Kompleksitas proses produksi dalam industri tekstil menyebabkan limbah cair yang dikeluarkannya mengandung senyawa organik dengan konsentrasi cukup tinggi serta berbagai senyawa logam berat yang berbahaya bagi lingkungan dan mengancam kualitas kesehatan manusia dan habitat dari berbagai organisme lainnya. Selain itu, proses pewarnaan dalam industri tekstil menghasilkan limbah cair tekstil dengan kepekatan warna yang tinggi sehingga akan sangat mencolok jika dibuang ke lingkungan.
Maka dari itu untuk menjaga dan menghindari dampak yang lebih buruk tersebut marilah kita bersama peduli akan lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan perairan, terutama dalam pembuatan IPAL yang baik bagi perusahan yang bergerak dengan menggunakan bahan kimia maupun logam.
 Sebelum membuka usah sekala industri ada baiknya kita melakukan AMDAL agar kita dapat membandingkan dampak dari usaha yang akan kita laksanakan. Terimakasih





DAFTAR PUSTAKA

 Agustira,R., Kemala S.L, Jamilah. 2013. Kajian Karakteristik Kimia Air, Fisika Air, Dan Debit Sungai Pada Kawasan Das Padang Akibat Pembuangan Limbah Tapioka. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1 No.3.

Iinparlina. 2012. Limbah industri jeans (denim). Pusat Teknologi Lingkungan BPPT. Bandung.

Sajidin, Khoirus (2010). Pengelolaan Lingkungan Industri Pewarnaan Jean Di Desa Babalan Kidul Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Masters thesis, Magister Ilmu Lingkungan.